Skip to content Skip to navigation

Pustakawan Indonesia Bergerak Mendukung Presidensi G20

Oleh Harkrisyati Kamil

Banyak diantara kita yang tidak terlalu memahami penting dan bangganya indonesia memperoleh giliran sebagai G20 presidensi setelah bergabung menjadi anggota G20 sekitar 23 tahun lalu.Awalnya sayapun tidak terlalu peduli karena dalam pandangan saya ini adalah urusan kelas dewa bukan untuk masyarakat awam. Mata saya baru terbuka setelah menerima surel dari seorang pengurus IFLA (International Federation of Libraries and Institutes ) di Denhaag yang bertanya apakah yang akan dilakukan oleh Perpustakaan Nasional Indonesia saat Indonesia memperoleh giliran sebagai G20 Presidensi. Malu juga rasanya menerima pertanyaan yang agak menohok, karena mungkin seperti juga juga banyak pustakawan lainnya berpandangan serupa, bahwa G20 bukan ranah kami. Agak bingung juga mencari jawaban dan mitra berdiskusi tentang isu ini. Ini juga yang mendorong saya mencari tahu tentang G20 Presidensi Indonesia melalui situs Keminfo sebagai leading sektor.

Tema yang diusung oleh indonesia adalah “Recover Together, Recover Stronger”, sebuah pilihan tema yang tepat . Terdapat tiga pilar isu prioritas yang dibahas dalam G20 Presidensi Indonesia, yaitu (1) Arsitektur Kesehatan Global, (2) Transisi Enerji Berkelanjutan dan (3) Transformasi Digital dan Ekonomi. Informasi ini dapat diperoleh dalam G20pedia yang diluncurkan oleh Keminfo pada tanggal Rabu 20 Januari 2022. Tujuan penerbitan G20-edia tentu saja untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas seputar G20 Presidensi Indonesia 2022. Slahkan klik tautan berikut G20pedia | Linktree.
Mari kita simak bersama pernyataan Menkominfo bahwa Presidensi G20, merupakan momentum untuk mengembangkan Transformasi Digital Inklusif ( https://mediaindonesia.com/teknologi/466862/menkominfo-presidensi-g20-mo..., Selasa 25 Januari 2022)

26 Januari saya mengikuti webinar bertajuk Kepemimpinan Indonesia dalam Isu Digital di G20 dengan dua narasumber yang hebat, ibu Mira Tayyiba, Sekjen Kominfo dan bapak Dedi Permadi , Staff Khusus Keminfo.Keduanya adalah Ketua dan Wakil Digital Economic Working group G20 2022. Kominfo memang di baris terdepan G20 namun dijelaskan bahwa tidak berarti tugas dan tanggung jawab Kominfo semata. Kemitraaan dan dukungan berbagai pihak, baik Kementrian, lembaga, akademisi, organisasi masyarakat, asosiasi dan lain lain diajak bergabung untuk mensukseskan program besar ini. Masih kental dalam ingatan kita semua akan program Digital Literasi Nasional yang digulirkan Presiden tahun lalu dan dilanjutkan dengan penyelanggaraan sosialisasi bertema Cakap Digital dalam bentuk webinar untuk masyarakat luas di 514 kabupaten kota diselenggarakan oleh Kominfo bermitra dengan SiberKreasi.

Tujuan utama peenyelenggaraan seri webinar cakap Digital ini tidak lain untuk mewujudkan bangsa yang cakap digital dan bermartabat. Indonesia saat ini memilik 202,6 juta pengguna internet tetapi masih perlu ditingkatkan kualitas dalam menggunakan internet. Kominfo menerbitkan 4(empat) pilar mengedepankan kebijakan dan edukasi dalam berinternet. Pilar yang dimaksud meliputi Pilar Budaya Digital, pilar Etika Digital, Kecakapan Digital dan pilar Keamanan Digital. Januari lalu, Kominfo meluncurkan Indeks Literasi Digital 2021 untuk mengetahui status literasi digital di Indonesia sekaligus memastikan upaya peningkatan literasi digital masyarakat sesuai dengan perencanaan program Digital literasi Nasional. Indeks literasi Digital ini dberdasarkan survei yang dilakukan Kominfo dengan SiberKreasi dan Katadata Insight. Klik tautan http://survei.literasidigital.id/ untuk mengetahui tentang survei ini.

Sangat disayangkan perpustakaan dan pustakawan tidak dilibatkan dalam Gerakan Nasional tersebut. Padahal beberapa tahun terakhir perpustakaan Nasional meluncurkan Transformasi Layanan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dan salah satu program yang dianggap berhasil adalah Literasi untuk Kesejahteraan Masyarakat. Silahkan menyimak situs Perpustakaan Nasional untuk mengetahui implementasi dan capaiannya. Dalam Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat 2020, terbitan Perpustakaan Nasional disebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 2 negara dengan jumlah perpustakaan terbanyak dunia. Baru-baru ini Perpustakaan Nasional meluncurkan tagline 2022 :Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional (https://youtu.be/TZ4WfYcbre4).

Saya melihat adanya benang merah antara tema Presidensi G20 dan taglinenya Perpustakaan Nasional terkait isu digital. Adakah kemungkinkan melibatkan pustakawan dalam mendukung pemerintah dalam presidensi G20?
Semoga.

9 Februari 2022