Skip to content Skip to navigation

Pustaka Palestina di Melbourne

Oleh: Putu Laxman Pendit

 

Melbourne adalah salah satu dari 20 Kota Literatur pilihan UNESCO dan di sini lah kita bisa menemukan 31 perpustakaan umum yang menyediakan informasi alternatif bagi serbuan informasi Internet tentang Palestina.

Demonstrasi demi demonstrasi pro-Palestina masih berlangsung di Melbourne sampai sekarang. “Perang” di media sosial pun tak kunjung padam. Tapi bukan hanya hiruk pikuk serba instan di Internet dan di “parlemen jalanan” saja yang memenuhi ruang publik Melbourne.
 

Perpustakaan-perpustakaan umum (public libraries) yang tersebar di seantero Melbourne pun membekali publik dengan informasi yang lebih tahan lama, terpilih, serta dapat dicerna secara lebih perlahan, dalam kondisi pikiran lebih tenang, dan dengan demikian akan menimbulkan pemahaman yang lebih dalam tentang situasi Palestina saat ini.

Salah satu buku yang amat populer karena kontroversial adalah karya , jurnalis Australia, Antony Loewenstein berjudul “The Palestine Laboratory”. Buku yang dapat dipinjam dari City Library ini dengan tajam mengritik Israel sebagai negara pengguna paling aktif teknologi perang untuk menindas Palestina. Loewenstein bahkan menuduh Israel mendapatkan keuntungan dengan mengekspor “sistem anti-teroris” ke negara-negara lain untuk menindas minoritas.

Buku lain, seperti karya Nur Masalha, “Palestine : a four thousand year history” yang tersedia di Sam Merrifield Library merupakan karya monumental yang melengkapi pembaca dengan pengetahuan komprehensif, bukan cuma dari informasi sepihak.

Dengan membaca buku ini, niscaya kita akan memahami Palestina dan penduduk asli Palestina sebagai bagian dari sejarah kuno dan berkesinambungan dan lintas budaya.

Masalha menggunakan narasi apik untuk menggambarkan kekayaan sejarah Palestina dan penduduk aslinya; mulai dari kemunculan nama Palestina dalam sejarah dinasti Romawi, Bizantium, dan Ottoman, hingga catatan para ahli geografi Islam awal yang menggambarkan ikatan budaya antara masyarakat Palestina dan tanah subur tempat mereka tinggal. Narasi ini jelas berbeda dari bombardir informasi pro-Israel.

Tidak saja buku-buku non-fiksi berisi ulasan cermat, namun juga karya sastra dan komik tentang Palestina pun ada di perpustakaan-perpustakaan umum Melbourne. Misanya novel Apeirogon karya Colum McCann, bisa dipinjam dari Prahran Square Library. Lalu novel grafik karya tahanan politik Mohammad Sabaaneh, “Power Born of Dreams” tentang kesengsaraan orang-orang Palestina dibawah kolonialisme Israel. Novel ini dapat dipinjam di Library at the Dock, sebuah perpustakaan dengan gedung ciamik di bilangan Dockland.

Tentu saja, dibandingkan informasi instan yang memenuhi Internet, buku-buku itu memerlukan waktu dan ketenangan membaca – sesuatu yang sudah semakin langka di tengah kehidupan berbasis digital saat ini.

Itu lah pembedanya!

 

Sumber: Akun FB Putu Laxman Pendit