Skip to content Skip to navigation

Peluang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Dalam Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Pengaruh bagian dari globalisasi yakni keterbukaan akses baik itu informasi, budaya, sosial, dsb menjadi mudah untuk didapatkan tanpa harus merasakan ada sekat yang terkesan memberikan jarak. Hal ini juga berimbas kepada perkembangan ekonomi. Akibat dari keterbukaan akses itu sendiri menyebabkan fluktuasi ekonomi di dunia mengikuti pasar global.

Seperti kita ketahui sejak tahun-tahun sebelumnya, khususnya pada tahun 1967 didirikan suatu lembaga antar negara-negara dalam kawasan Asia Tenggara yang diberikan nama menjadi ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations. Di dalam organisasi tersebut, tercatat kurang lebih satu dekade yang lalu digagaskan untuk membentuk suatu kesepakatan baru tentang adanya kawasan pasar tunggal di Asia Tenggara dan hal itu terjadi pada akhir 2015. Kesepakatan yang diambil oleh para pemimpin ASEAN tersebut kini dikenal dengan konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Harapan yang kiranya dapat terjadi dalam MEA 2015 mendatang adalah adanya peningkatan daya saing serta meningkatnya investasi asing di negara-negara ASEAN. Sehingga diharapkan mampu menyaingi pertumbuhan ekonomi Cina dan India yang kini nampak maju dengan pesatnya. Dengan meningkatnya penanaman modal asing, diharapkan pertumbuhan kesempatan serta lapangan kerja akan meningkat. Sehingga tentunya kesejahteraan masyarakat juga akan ikut meningkat.

Lalu bagaimana dengan profesi yang dapat dijalani oleh lulusan pendidikan ilmu perpustakaan (dan informasi)? Tentu peluang dalam MEA juga akan diperoleh bagi para lulusan pendidikan ini. Banyak peluang yang juga akan diperoleh bagi para lulusan ini, tidak hanya didalam negeri dimana kebutuhan akan lulusan bidang ini yang terus meningkat, juga tentunya di negara-negara ASEAN lainnya. Dimana perkembangan bidang informasi dan perpustakaan harus kita akui jauh lebih baik disana.

Oleh karena itu, Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) mengadakan kegiatan seminar nasional yang bertemakan Peluang Ilmu Perpustakaan dan Informasi dalam Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Kegiatan seminar ini sekaligus juga menyelenggarakan peluncuran buku oleh karya Prof. Sulistyo Basuki yang berjudul “Senarai Pemikiran Sulistyo Basuki: Persembahan Kepada Profesor Pertama Ilmu Perpustakaan dan Informasi”. Acara ini diselenggarakan pada 16 Desember 2014 bertempat di Perpustakaan Nasional.

Narasumber yang memberikan pemaparan dalam seminar ini diantaranya adalah Putu Laxman Pendit, Ph. D, Nurhasan Zaidi, S.Pd.i (Anggota DPR RI), Wien Muldian (Ketua Dewan Perpustakaan Jakarta), Asep Saeful Rohman (Direktur Kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi ISIPII) dengan di moderatori oleh Ariyo Faridh.

Di acara pembukaan, Prof. Sulistyo Basuki memberikan pidatonya sekaligus penyerahan Penyerahan Buku dari Prof. Sulistyo Basuki kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI. Selanjutnya yaitu sambutan yang diberikan oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI. Kemudian kegiatan selanjutnya adalah launching pendaftaran anggota ISIPII secara online yang dipaparkan oleh Arie Nugraha, S.Hum., M.I.Kom dan dilanjutkan pemaparan materi seminar oleh para narasumber.

Putu Laxman Pendit, Ph. D dalam memberikan pemaparannya mengenai dri pustaka sampai informatika, kesinambungan peran pustakawan dan profesi informasi di masyarakat. Menurut statementnya, buku bukanlah suatu pustaka dan pustaka bukanlah sekedar buku. Pustaka disini maksudnya merujuk ke institusi sosial-budaya yang percaya bahwa membaca adalah bermanfaat, penting, dan perlu dilakukan. Sebab pustaka bukanlah buku, maka pustakawan bukanlah seseorang yang berhubungan dengan buku (bukan penulis, bukan penerbit, dan bukan pembaca), melainkan dengan sebuah institusi sosial yang memiliki ketiga ciri pustaka tersebut.

Selanjutnya, Nurhasan Zaidi memberikan pemaparannya mengenai sikap dan komitmen legislatif dalam memajukan perpustakaan dan kepustakawanan Indonesia. Beliau mengatakan bahwa Pasal 20A ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi diantaranya adalah Legislasi; Anggaran; dan Pengawasan. Dari sisi legislasi, Komisi X DPR RI selalu mendorong Pemerintah dalam Raker atau RDP untuk segera menerbitkan PP dari Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Dan pada akhirnya, tanggal 18 April 2014 terbitlah PP No. 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan.

Sebagai bukti bahwa DPR RI mendukung dengan terbitnya PP No. 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Komisi X DPR RI periode 2014-2019 telah mengusulkan mengenai RUU Sistem Perbukuan dalam Prolegnas prioritas Tahun 2015. RUU ini antara lain bertujuan agar buku lebih murah, terjangkau dan regulasinya jelas. Selain itu, usulan lainnya adalah Revisi UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam untuk dimasukkan dalam prolegnas 2014-2019.

Mengenai anggaran, Komisi X DPR RI memiliki keberpihakan untuk memajukan perpustakaan antara lain dengan selalu mendorong dan mengusahakan agar alokasi anggaran untuk PNRI selalu mengalami kenaikan agar pelaksanaan kebijakan tentang perpustakaan dapat mudah diimplementasikan. Hal ini sebagaimana terlihat dalam anggaran PNRI dari tahun ke tahun.

Berkaitan dengan pengawasan, Komisi X DPR RI pernah membentuk Panja Perpustakaan dan Minat Baca, yang rekomendasinya antara lain mendorong Perpustakaan Nasional RI agar mampu melakukan strategi meningkatkan minat baca masyarakat dan mampu menghadapi tantangan antara lain penguatan dalam sarana prasarana, anggaran, sumber daya manusia khususnya pustakawan dan kelembagaan. Oleh karena itu, Komisi X DPR RI juga mendorong pembangunan dan pengembangan gedung perpustakaan di Jl. Merdeka Barat Jakarta, yang diharapkan menjadi salah satu ikon peradaban dan budaya literasi di Indonesia.

Melanjutkan apa yang disampaikan oleh para narasumber, kali ini Asep Saiful Rohman memberikan pemaparan mengenai peluang ilmu perpustakaan dalam menghadapi MEA 2015. Menurutnya, pada aspek ketenagakerjaan terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena semakin banyaknya lapangan kerja yang akan disediakan dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Akan tetapi, dibalik peluang besar tersebut, terdapat tantangan yang besar yang akan dihadapi bagi lulusan ilmu perpustakaan dan informasi. Hal ini berimbas seperti dosen, mahasiswa, dan pustakawan. Tantangan bagi mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan yakni selama mengikuti studi, mereka tidak hanya harus menjalaninya dengan sikap sepenuh hati, tetapi juga harus mampu menggali segala potensi baik itu pengetahuan, wawasan, keahlian, keterampilan, pengalaman serta jiwa kepribadian mereka. Mereka secara sadar harus mampu membangun karakter yang tangguh. Dosen sebagai pendidik, ilmuwan dan peneliti tentu diharapkan tidak saja mampu melakukan transfer ilmu pengetahuan serta kompetensi kepada para mahasiswanya, ia juga harus mampu menumbuhkan karakter, membina kedewasaan serta membangun semangat serta motivasi mahasiswa. Tantangan terbesar dalam mendidik mahasiswa program studi ilmu perpustakaan (dan informasi) adalah pada bagaimana menjaga semangat mereka untuk mau terus belajar, memotivasi mereka untuk mau mempelajari bidang ini, serta meyakinkan mereka tentang betapa pentingnya ilmu yang harus mereka geluti. Karena faktanya, mereka yang mengikuti studi pada bidang ini belum tentu sesuai ekspektasi dan keinginan mereka. Dosen juga harus mampu menyiapkan mereka hingga mereka mampu menjadi lulusan (diploma/sarjana atau master) yang kemudian berikutnya mampu bekerja sesuai dengan profil lulusan yang dicanangkan dalam kurikulum.

Peluang yang diperoleh dengan hadirnya MEA 2015 juga dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas, Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand, serta pondasi industri serta lapangan kerja di Indonesia sendiri yang hingga saat ini masih menempatkan Indonesia pada peringkat keempat di ASEAN. Ini yang disebut sebagai tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak terkait dengan keilmuan ini baik ditataran pendidikan maupun lembaga stakeholder lainnya.

Jika seluruh elemen masyarakat yang berkaitan dengan ilmu perpustakaan dan informasi (pustakawan, dosen, mahasiswa) tidak melakukan persiapan dalam menghadapi MEA 2015 baik dari segi pengetahuan, soft skill, bahasa, networking, dsb maka peluang besar sekelas Asia tidak akan bernilai tambah apapun. Terlebih lagi jika tenaga kerja profesi perpustakaan akan diisikan oleh orang-orang yang mungkin dari negara lain yang memiliki kualitas dan kredibilitas lebih baik dan ini akan menimbulkan tingkat pengangguran bertambah walaupun berlulusan sarjana.

Sumber referensi :

Rohman, Asep Saiful. 2014. PELUANG ILMU PERPUSTAKAAN (DAN INFORMASI)

DALAM MEA 2015. Makalah pada seminar nasional Ilmu Perpustakaan dan Informasi Peluang Ilmu Perpustakaan dan Informasi dalam Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 pada 16 Desember 2014.

Zaidi, Nurhasan. 2014. SIKAP DAN KOMITMEN LEGISLATIF DALAM MEMAJUKAN

PERPUSTAKAAN DAN KEPUSTAKAWANAN INDONESIA. Makalah pada seminar nasional Ilmu Perpustakaan dan Informasi Peluang Ilmu Perpustakaan dan Informasi dalam Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 pada 16 Desember 2014.

Pendit, Putu Laxman. 2014. Dari Pustaka sampai Informatika : Kesinambungan Peran

Pustakawan & Profesi informasi di Masyarakatnya. Makalah pada seminar nasional Ilmu Perpustakaan dan Informasi Peluang Ilmu Perpustakaan dan Informasi dalam Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 pada 16 Desember 2014.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Web page addresses and e-mail addresses turn into links automatically.
  • Lines and paragraphs break automatically.
CAPTCHA
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
Image CAPTCHA
Enter the characters shown in the image.