Rhenald Kasali memberikan prediksi bahwa profesi Pustakawan bakal hilang dalam dua puluh tahun kedepan sebagai dampak dari disrupsi teknologi informasi (Disruptive Technology). Keberadaan pustakawan yang identik dengan perpustakaan juga mulai banyak tergantikan dengan hadirnya produk dan jasa yang berbasis teknologi informasi. Produk dan jasa tersebut merupakan core value dari perpustakaan yang selama ini menjadi proses kinerja dan luaran untuk melayani pemustaka. Pertanyaan mengenai apakah pemustaka masih memerlukan perpustakaan memang bisa menjadi kenyataan. Pada era saat ini, mulai dari koleksi, layanan dan fasilitas perpustakaan telah terdapat padanan yang serupa bahkan lebih canggih dimana mereka tidak menyebut sebagai perpustakaan.
Perubahan ini tentu tidak dapat dipandang dengan sebelah mata, baik oleh perpustakaan secara manajemen maupun pustakawan sebagai pelaku utama dalam pengelolaan dan penyediaan informasi. Pendekatan tersebut menjadikan tantangan dan peluang bagi perpustakaan dan pustakawan untuk tetap eksis dan menjadi terlibat dalam perubahan tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka Dies Natalis Universitas Surabaya ke‐50, Perpustakaan Universitas Surabaya bekerjasama dengan FPPTI Jawa Timur menyelenggarakan Seminar dan Konferensi Nasional dengan tema “Disruptive Technology : Opportunities and Challenges for Libraries and Librarians”.
Informasi lebih lengkap dapat dilihat https://tinyurl.com/y8xskuyx
Add new comment